Living Paradox

"Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu"


dikutip dari post terselubung. sesuatu yang menurut saya bener, nyata. mungkin menurut orang lain hal seperti hanyalah bunch of bollocks, tapi menurut saya, di dalam hujan ada lagu yang buat saya kangen. kangen siapa? nggak tau hahahha.
mungkin bodoh. atau tolol. dua duanya mungkin. kangen sama seseorang yang kita gatau siapa. kangen sama seseorang yang belum tentu inget saya. hal ini mungkin juga dapat sangat diterima di mata orang-orang. orang-orang yang kesepian atau juga orang-orang yang udah ngga punya akal lagi, salah satunya orang yang sedang jatuh cinta, desperately.
secara psikologis mungkin hujan membuat mereka yang kesepian dan mereka yang rindu, sepertis aya, merasa ada yang kurang, tetapi pada saat yang sama seperti merasa lengkap. mungkin saya sering mengartikannya seperti pengetahuan seseorang yang menghilang, kita tau kalau mereka menghilang, tetapi kita tidak tahu kalau siapa yang menghilang. seperti merasa balik ke rumah, balik ke tempat awal, ke sanctuary yang selama ini telah hilang ditelan perih dan hiruk pikuk ibu kota, meskipun perasaan ketika kita berada di sanctuary itu sudah tidak sama lagi. dan seperti merasa beban berat yang selama ini kita pikul terangkat, meskipun kadang-kadang efeknya hanya sebentar, tetapi merasa seperti semu abeban dan semua kebingungan serta emosi hilang.
apalagi kalau kita merasakan air hujan turun dari langit, jatuh ke kepala kita. kemudian terus turun, turun dan terus terun. turun ke dahi, melepaskan semua kepenatan selama ini, kemudian ke hidung, menghirup ketenangan yang diberikan dalam hujan, kemudian ke bibir, melupakan segala hal yang ingin diucapkan dan akhirnya jatuh  ke tanah. terbebas. sekali lagi. akhirnya merasa seperti sudah terbebaskan. tanpa beban.
hujan juga, menurut saya, untuk mengingat. mengingat memori terdahulu. yang mungkin tidak perlu kita ingat, namun teringat begitu saja, seperti ada yang menyelam ke dalam memori otak kita, menyelam ke kedalaman yang belum pernah kita lakukan ketika hujan tidak turun, menyelam ke dalam alam bawah sadar kita dan membuka sebuah pintu yang semestinya tidak pernah boleh dibuka, sebuah kotak yang berada jauh jauh di dalam otak kita. berisi memori, memori yang telah kita coba untuk lupakan. luka, tawa, tangis serta rasa sakit dan kebingungan yang amat dalam, serta kadang-kadang di dalam kasus saya, ironi. ketika rasa-rasa tersebut terbuka dari ruangan yang seharusnya tertutup di belakang sel penjara teraman di dunia, mereka mulai mengelilingi otak kita, berdansa dengan satu sama lain, menertawai kita ketika kita berada di dalam kesengsaraan. mencoba memengaruhi bagian lain di dalam diri kita; emosi dan terkadang kantong air mata. kita merasa gelisah, sedih, senang dan ingin sekali menangis disaat yang sama. dan juga sakit. sakit yang amat dalam padahal kita tahu yang menyebabkan sakit itu hanyalah alam di bawah sadar kita.
namun, seberapa besar kadang kita membenci hujan, atau hal-hal yang hujan bawa ke alam sadar kita dari alam bawah sadar kita, kita juga merasa rindu akan kehadiran hujan. kangen dengan rasa familiar yang hujan berikan. rasa aman dan nyaman. hujan adalah salah satu teman terbaik saya. teman yang menjaga rahasia saya. rahasia-rahasia yang hanya akan terbebas ketika hujan datang. rahasia-rahasia yang saya sendiri tidak tahu sebenernya isinya apa. memori-memori dan khayalan-khayalan bercambur menjadi satu, bikin kita ngga bisa membedakan antara realita dan fantasi.

oh ya... rindu.
rindu.
hujan mempunyai syair-syair dan nada-nada tertentu yang dapat memanggil kita untuk mendekat dan membuat kita mengingat kalau ada yang kita kangenin. mereka mungkin insignifikan tetapi, menurut beberapa cerita dan pengalaman yang saya dapat, semakin kita kangen sama seseorang, semakin kita sayang sama mereka. sayang dalam artian bebas, dalam artian luas. karena orang yang rindu pasti peduli, sedangkan orang yang peduli belum tentu rindu.

kangen itu hal yang umum, apalagi buat remaja, kayak saya, yang masih labil dan, mengutip kata yang sedang trend, "galau". kangen yang tidak umum ya...seperti saya. kangen sama seseorang yang sudah saya judge sebagai orang yang jauh dan tidak sayang sama saya, soalnya dia pergi gitu aja ngga bilang-bilang, padahal saya tidak tahu dia itu siapa, tinggalnya dimana, mukanya seperti apa serta kepribadiannya bagaimana. saya hanya tahu kalo saya bener-bener kangen sama orang ini. orng yang saya selalu bilang, terlihat di post-post saya sebelumnya, kalau dia itu seseorang yang telah "pergi". mungkin ini hanya fantasi belaka, atau mungkin ini malah bisa jadi kenyataan yang saya coba untuk lupakan, cuma... ada yang janggal. ada sebuah lubang yang kosong, lubang yang aneh yang sepertinya saya sendiri yang buat. tapi mungkin... hanya permainan pikiran belaka. mungkin. coba saya punya jawabannya, saya ngga akan menghabiskan jumat malam saya mengetik di depan laptop, tentang perasaan saya, saya akan tidur di tempat tidur dengan selimut saya yang hangat dan bantal saya yang empuk. hal yang kayak cewek normal lakuin, tapi apa yang saya bisa lakukan? saya bukan tipe cewek normal atau Mary Sue, saya bukan tipe cewek tipikal, bukan cewek yang kalian bisa jumpai dimana-mana, mengenakan pakaian atau trend terbaru.
saya bukan pengikut, apalagi pengikut trend. saya diajarkan oleh keluarga saya, terutama sepupu-sepupu gila saya, yang sekarang mungkin sedang party atau sedang pacaran, kalau hidup itu terlalu sia-sia untuk menjadi orang normal dan saya diajarkan kalau menjadi orang normal itu... abnormal. karena kita berusaha menjadi seseorang yang bisa ditemui dimana saja kapan saja, padahal menjadi abnormal itu lebih seru, mempunyai jati diri. tahu apa yang saya inginkan dan menjadi cewek berbeda itu seru. tidak gampang dicari dan tidak banyak di dunia. "Be yourself, everyone else is taken."




Rain - Alphawezen

Comments